"Ini Tradisi Leluhur!" Desa Manyar Pertahankan Tradisi Wiwit, Buktikan Budaya Petani di Lamongan Masih Kuat!
LAMONGAN radarglobenusantara – Suasana sakral dan penuh kebersamaan menyelimuti Desa Manyar, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, pada Selasa (26/8/2025). Menyambut panen raya padi, seluruh petani dan warga berkumpul untuk menggelar tradisi Wiwit, sebuah ritual leluhur yang merupakan ungkapan rasa syukur dan permohonan agar hasil panen melimpah.
Acara ini dihadiri oleh jajaran pejabat pemerintahan setempat, termasuk Camat Sekaran, Kapolsek, Danramil, Kepala Desa Manyar, BPD, hingga seluruh ketua RW dan RT. Tradisi ini juga semakin sakral dengan kehadiran para tokoh agama, seperti KH. Nurul Ustman dari Pondok Pesantren Ihyaul Ulum dan Kyai Khabib Abdullah dari Pondok Pesantren Nurul Jami'Al-Kautsar.
Kepala Desa Manyar, H. Efendi, S.H., M.Kn., menyampaikan bahwa tradisi Wiwit adalah warisan budaya yang harus terus dilestarikan.
"Tradisi Wiwit ini adalah tradisi yang sudah ada sejak dulu dan kita lestarikan hingga saat ini, sebagai bentuk rasa syukur kita atas nikmat dari Tuhan selama proses tanam, pertumbuhan hingga menjelang panen," ungkap Efendi.
Lebih lanjut, ia berharap acara ini menjadi momen untuk memanjatkan doa bersama.
"Semoga panen padi kita nanti diberikan hasil yang melimpah, diberikan kelancaran dan keselamatan bagi seluruh warga khususnya para petani yang sedang bekerja memanen padinya, semoga menjadi rejeki yang barokah," pungkasnya.
Tradisi Wiwit, yang berasal dari kata "memulai" dalam bahasa Jawa, diisi dengan doa bersama, pembacaan selawat, dan ditutup dengan makan bersama. Ritual ini tidak hanya menunjukkan rasa syukur, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan kebersamaan di antara masyarakat petani, yang berharap panen mereka akan berlimpah dan penuh berkah.
(Red/Sutopo)
Editor:Agil
Post a Comment